5.8.05
Amarah dan Lisan

Marah yang bertumpuk kadang mengakibatkan rasa dendam..
Marah yang ditoleransikan kadang akan bisa meledak sewaktu-waktu..
Ya Allah.. Aku ini punya MU.. Aku ini milik MU..
dan hati ini pun milik MU..
Betapa sulit sekali meredam amarah yang bertumpuk dan bertoleransikan selama ini..
Di hina, di sudutkan, dianggap
nothing..
Aku sudah terbiasa, ya Allah..
dihina, disudutkan, dianggap
nothing..
tapi selama ini, aku masih bisa berusaha untuk bertolerasi akan hal itu, sehingga amarah pun reda..
Aku tau, kalau aku ini memang bukan siapa-siapa..
bahkan di mata MU, aku begitu hina.. begitu tidak ada apa-apanya..
sering banyak aku mendurhakai-MU ya Allah..
dan ini semua adalah juga pemberian MU..
Semua kelebihan dan kekurangan ku, adalah punya MU..
dan mungkin kehinaan dan kezhaliman perkataan dari orang lain pun, aku pantas mendapatkannya..
dan aku juga tau bahwa ini adalah ujian MU..
ujian MU utk menguji kesabaran ku..
karena aku mengaku beriman dan bertakwa pada MU, Engkau menguji hamba MU ini dengan ujian yg masih terbilang ringan.
Akan ku uji kesabaran mu dengan sedikit kekurangan, kelaparan dan kehilangan harta. Sungguh hambaku akan bersabar jika engkau bertakwa kepada KU.Tapi betapa sulit buat aku utk bisa mampu memaafkan orangg yang menghina ku dan menzhalimi ku.
Sesungguhnya doa orang yg di zhalimi akan di dengar oleh Ku, dan Pemberian Maaf lebih baik. Maha Pemaaf Allah yang selalu mengampuni hamba-hamba NYAMungkin langkah yang pertama ku lakukan, aku harus DIAM.
DIAM dalam berkata, DIAM dalam amarah, DIAM dalam berpikir, dan DIAM dalam memaafkan.
Insya Allah.
Berkatalah yang baik atau diamSesungguhnya amalan seseorang akan hancur dikarenakan oleh Lisan Lidah itu lebih tajam dari pada pedang. Ketajamannya bisa menghunus hati setiap orang.
Perkataan yang membawa manfaat itu lebih baik, dan bila tidak bisa berkata yang baik, lebih baik diam. Sehingga dalam diam, semua perkataan yang keluar bisa tersortir dengan baik, dan akan menghasilkan perkataan yang baik. Insya Allah..
Wassalam